Pendahuluan
Dirilis pada tahun 2016 oleh FromSoftware dan disutradarai oleh Hidetaka Miyazaki, Dark Souls III adalah penutup dari trilogi Souls yang telah merevolusi genre action RPG. Game ini menandai titik puncak dari filosofi desain khas FromSoftware: kesulitan tanpa kompromi, narasi simbolik, dan dunia yang membusuk namun indah. Sebagai warisan spiritual dari Demon’s Souls dan bagian dari garis keturunan yang melahirkan Elden Ring, Dark Souls III membawa pemain pada perjalanan sunyi dan penuh penderitaan dalam menghadapi dunia yang perlahan sekarat.
Latar Cerita: Api yang Memudar dan Takdir yang Berulang
Dark Souls III berlatar di dunia Lothric, saat api kehidupan mulai padam. Sejarah dunia dalam seri Souls berputar pada siklus: api (Order) yang selalu memudar dan kegelapan (Chaos) yang selalu menunggu. Tugas protagonis—Ashen One—adalah mengembalikan api atau membiarkannya padam selamanya. Untuk melakukannya, mereka harus mengalahkan para Lords of Cinder—tokoh legendaris yang dulu mengorbankan diri demi menjaga api, tapi kini menolak untuk kembali ke tahta.
Narasinya disampaikan secara implisit. Cerita diungkapkan melalui deskripsi item, arsitektur, dan simbolisme lingkungan. Ini menciptakan atmosfer misterius yang mendorong eksplorasi dan interpretasi mendalam dari komunitas penggemar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Desain Dunia dan Atmosfer Gotik yang Mendalam
Dunia Dark Souls III terstruktur seperti labirin vertikal dengan area saling terhubung: kastil tua, katedral raksasa, kota mati, dan kuburan abadi. Setiap lokasi tidak hanya menantang secara mekanik, tetapi juga menyampaikan cerita dan suasana yang kuat—kehancuran, keputusasaan, dan keindahan yang memudar.
Desain arsitekturnya memadukan gotik Eropa dengan pengaruh horor eksistensial. Cahaya senja yang meredup, reruntuhan zaman lampau, dan makhluk-makhluk grotesk membangun atmosfer yang tiada duanya dalam game lain.
Sistem Pertarungan: Cepat, Brutal, dan Presisi Tinggi
Berbeda dari pendahulunya yang lebih lambat, Dark Souls III mengadopsi sistem pertarungan yang lebih cepat dan responsif, mirip Bloodborne, tetapi tetap menjaga elemen taktik dan stamina management.
Pemain memiliki akses ke berbagai senjata, sihir, dan teknik bertarung unik. Setiap senjata memiliki Weapon Art—kemampuan khusus yang bisa mengubah alur pertarungan. Pertarungan bos adalah ujian strategi, refleks, dan ketekunan. Tiap pertemuan adalah duel mematikan yang menuntut penguasaan sistem game.
Game ini juga memiliki sistem multiplayer asinkron, di mana pemain bisa meninggalkan pesan, membantu, atau menyerang satu sama lain melalui sistem summon dan invasion.
Karakter dan Narasi Pribadi
Meski minim cutscene, Dark Souls III dipenuhi karakter tragis dan simbolis seperti:
-
Fire Keeper, penjaga api dan harapan di tengah kehampaan.
-
Yuria of Londor, tokoh misterius dari gerakan pemberontakan kegelapan.
-
Anri of Astora, yang kisahnya berubah berdasarkan pilihan pemain.
-
Prince Lothric dan Lorian, kakak-adik yang kisah pengorbanannya menjadi salah satu momen paling menyayat.
Setiap NPC dapat dibantu atau diabaikan, dan pilihan-pilihan kecil bisa mengubah akhir mereka—sering kali menuju tragedi.
Filosofi dan Makna Simbolik
Dark Souls III bukan hanya game aksi, tetapi juga metafora besar tentang kehidupan, penderitaan, dan pengulangan sejarah. Api melambangkan ambisi, keinginan, dan pencapaian manusia, sementara kegelapan adalah penolakan, keterasingan, dan akhirnya kebebasan. Game ini tidak memberikan jawaban jelas—apakah menjaga api adalah baik, atau membiarkannya padam adalah pembebasan?
Empat ending tersedia, masing-masing merepresentasikan pandangan filosofis berbeda terhadap eksistensi dan siklus kehidupan.
Ekspansi dan Konten Tambahan
Dua ekspansi—Ashes of Ariandel dan The Ringed City—menyempurnakan narasi dan menambah area serta bos paling sulit dalam seri Souls. The Ringed City bahkan menyajikan akhir metafisik dari alam semesta Dark Souls, menghadirkan entitas seperti Gael dan Filianore dalam klimaks eksistensial.
Visual, Musik, dan Presentasi
Ditenagai oleh engine modifikasi dari Bloodborne, grafis Dark Souls III menciptakan dunia menakjubkan dan suram. Musik orkestra garapan Yuka Kitamura dan Motoi Sakuraba memperkuat aura epik dan tragis, mengiringi setiap momen klimaks dan pertempuran bos dengan skor dramatis.
Pengaruh dan Warisan
Dark Souls III memperkuat status FromSoftware sebagai pengembang kelas dunia dan memperluas pengaruh filosofi Soulsborne dalam dunia game. Banyak RPG modern terinspirasi oleh desain dunia, pertarungan presisi, dan gaya penceritaan simbolik dari Dark Souls.
Selain itu, istilah seperti “Souls-like” kini menjadi genre tersendiri, lahir dari jejak yang ditinggalkan seri ini.
Kesimpulan
Dark Souls III adalah penutup sempurna untuk trilogi yang telah mengubah dunia RPG. Ia adalah ujian keterampilan, simbolisme, dan refleksi atas kebebasan, kehendak, serta kematian. Dengan desain yang tajam dan narasi yang dalam, game ini bukan hanya tantangan, melainkan juga pengalaman filosofis yang menggugah jiwa.