
Tanggal: 5 Juli 2025
Sumba Barat Daya — Keindahan alam Pulau Sumba kini semakin menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara, khususnya setelah kawasan wisata baru bernama Taman Langit Sumba resmi dibuka untuk umum pada Mei 2025. Berlokasi di ketinggian 1.200 mdpl di perbukitan Wanokaka, destinasi ini menawarkan panorama 360 derajat, tenda glamping ramah keluarga, dan arsitektur unik berupa lumbung kayu tradisional yang diubah menjadi kabin modern.
Hanya dalam dua bulan, Taman Langit Sumba telah dikunjungi lebih dari 35.000 wisatawan, dengan review positif membanjiri platform seperti Google Review dan TripAdvisor, dan viral di media sosial sebagai spot foto matahari terbit terbaik di Nusa Tenggara Timur.
Glamping dan Lumbung View Langit
Taman Langit Sumba menawarkan konsep wisata slow travel dan eco-living, cocok untuk keluarga yang ingin menyatu dengan alam tanpa meninggalkan kenyamanan. Fasilitas utama meliputi:
-
14 unit tenda glamping dengan pemandangan langsung ke laut selatan
-
8 lumbung kayu adat Sumba yang dilengkapi tempat tidur, pemanas air, dan balkon pribadi
-
Amphiteater alami untuk kegiatan komunitas dan pertunjukan budaya
-
Kafe terbuka bernama “Kopi Awan” yang menyajikan kopi Sumba organik dan teh rempah
Setiap unit tidak memiliki televisi atau Wi-Fi, mendorong pengunjung untuk menikmati keheningan, suara alam, dan kebersamaan antaranggota keluarga.
“Kami ingin menghadirkan pengalaman menginap yang bukan sekadar akomodasi, tapi juga rekoneksi — dengan alam dan keluarga,” ujar pengelola Taman Langit, Mikhael Dapa, putra daerah Sumba yang lulusan arsitektur UGM.
Aktivitas Keluarga dan Edukasi Lingkungan
Taman Langit tidak hanya menawarkan pemandangan, tetapi juga berbagai aktivitas keluarga, seperti:
-
Tracking ringan dan forest bathing
-
Workshop membuat kain tenun Sumba
-
Kelas memasak masakan lokal seperti jagung titi dan sayur rumpu rampe
-
Tur ke rumah adat dan kebun organik milik warga
Anak-anak juga bisa mengikuti program “Rimba Kids”, yang mengajarkan dasar pertanian, menjaga api unggun, dan mengenal fauna lokal seperti burung julang dan kuda Sumba.
Program ini dirancang untuk menyeimbangkan liburan dengan edukasi lingkungan dan budaya lokal.
Konservasi dan Komitmen Hijau
Sebagai destinasi yang mengedepankan prinsip keberlanjutan, Taman Langit Sumba memiliki komitmen:
-
Menanam 1 pohon untuk setiap 2 tamu yang menginap
-
Menggunakan solar panel dan sistem pengolahan limbah terpadu
-
Memberdayakan 90% staf dari masyarakat lokal Wanokaka
Taman ini juga bekerja sama dengan NGO konservasi untuk menjaga populasi burung endemik dan mendukung pelatihan ecotourism bagi pemuda desa.
Tiket dan Aksesibilitas
Harga menginap di Taman Langit berkisar Rp 750.000–1,8 juta per malam, tergantung jenis akomodasi. Pengunjung bisa mencapainya dari Bandara Tambolaka dengan perjalanan darat selama 1 jam melalui jalan beraspal mulus dan jalur perbukitan yang indah.
Kesimpulan:
Taman Langit Sumba bukan hanya destinasi wisata, tapi juga model ideal wisata keluarga yang ramah lingkungan, berbasis budaya lokal, dan membangun keterhubungan antargenerasi. Di tempat ini, matahari terbit bukan sekadar momen indah — tapi juga simbol harapan akan pariwisata masa depan yang lebih berkelanjutan dan manusiawi.